Solusi Turnover Karyawan
Mengapresiasi Kinerja Karyawan
Apresiasi terhadap kontribusi karyawan penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif. Dorong karyawan untuk saling menghargai dengan membuat sesi apresiasi secara rutin dalam rapat tim. Ini membantu membangun budaya kerja yang inklusif dan saling mendukung. Dengan memberikan pengakuan atas prestasi dan kontribusi, karyawan merasa dihargai dan termotivasi untuk berkinerja lebih baik.
Tawaran Gaji dan Kesempatan yang Lebih Baik
Sekitar 25% karyawan akan meninggalkan perusahaan karena memperoleh tawaran gaji yang lebih tinggi di tempat lain. Tawaran gaji tersebut tentu dianggap sebanding dengan kualitas dan pengalaman kerja yang dimiliki oleh karyawanmu. Selain gaji, mereka juga memperoleh kesempatan yang lebih baik untuk mengembangkan kariernya sehingga memutuskan keluar dari perusahaan.
Baca juga: 6 Cara Menghitung Turnover Karyawan dengan Tepat
Mengurangi Produktivitas
Ketenangan tim adalah kunci untuk produktivitas yang stabil. Pergantian karyawan yang terus-menerus menciptakan kekacauan dan menurunkan efisiensi. Karyawan baru memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan tugas-tugas pekerjaan, mengakibatkan penurunan produktivitas selama periode adaptasi.
Tidak Ada Kesempatan Mengembangkan Karier
‘Buat apa bertahan di perusahaan padahal tidak ada kesempatan pengembangan karier?’ Begitulah pemikiran karyawan pada masa kini. Mereka akan mengundurkan diri apabila perusahaan tidak menyediakan kesempatan bagi karyawan untuk berkembang. Kesempatan mengembangkan karier tidak hanya melalui promosi, tetapi juga kegiatan pembelajaran yang bisa mengasah kemampuan mereka.
Menciptakan Lingkungan Kerja yang Bersih dan Sehat
Hal mudah seperti menciptakan lingkungan kerja yang bersih dan sehat juga dapat membantu mengurangi tingkat turnover karyawan. Perusahaan harus memastikan bahwa lingkungan kerja sudah bersih dan aman, serta memberikan dukungan untuk kesehatan mental dan fisik bagi karyawan. Selain itu, menciptakan budaya kerja yang inklusif dan ramah dapat membantu karyawan merasa nyaman dan dihargai di tempat kerja. Hal ini dapat membantu meningkatkan motivasi karyawan dan mempertahankan mereka di perusahaan.
Pertanyaan Umum tentang Turnover Karyawan
Dampak Tingkat Turnover yang Tinggi
Turnover yang tinggi dapat memberikan dampak moral dan juga produktivitas tim. Misalnya saja ketika orang yang pergi memberikan dampak besar bagi tim dan perusahaan dan berganti dengan orang yang belum tentu sama berpengaruhnya dari yang sebelumnya. Kemungkinan penurunan moral dan produktivitas bisa saja terjadi.
Selain itu, perusahaan juga dapat merugi secara finansial. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan perbandingan dengan fee per-level karyawan dengan output perusahaan. Sederhananya, apa yang dikeluarkan perusahaan tidak sebanding dengan yang didapatkan perusahaan pada periode terjadinya turnover yang tinggi.
Anda pun juga perlu mengeluarkan biaya rekrutmen, onboarding, pelatihan, dan biaya lainnya terkait dengan karyawan. Lebih sederhananya lagi, turnover yang tinggi seperti Anda membeli barang bagus namun cepat rusak sedangkan turnover rendah seperti membeli barang yang biasa saja namun tahan lama dan masih punya nilai guna bagi Anda.
Apa Saja Jenis Turnover Karyawan?
Turnover karyawan dapat dibagi ke dalam beberapa jenis, yaitu berdasarkan kesukarelaan seorang karyawan keluar, serta fungsi keluarnya karyawan bagi perusahaan. Berdasarkan kesukarelaan, turnover karyawan dapat dibagi menjadi dua, yaitu voluntary dan involuntary. Sementara itu, berdasarkan fungsinya, turnover karyawan juga dapat dibagi menjadi dua, yaitu functional dan dysfunctional.
Berikut ini adalah penjelasan lengkap mengenai jenis-jenis turnover karyawan.
Turnover yang voluntary terjadi ketika karyawan memutuskan untuk keluar dari perusahaan secara sukarela. Hal ini bisa terjadi karena berbagai macam alasan, seperti mencari peluang karier yang lebih baik, mencari tawaran gaji yang lebih tinggi, atau mencari lingkungan kerja yang lebih sehat. Perusahaan perlu memahami alasan-alasan di balik turnover yang terjadi karena sukarela ini untuk dapat meningkatkan tingkat retensi karyawan yang baik dan mengurangi tingkat turnover.
Turnover yang involuntary terjadi ketika perusahaan memutuskan untuk mengakhiri hubungan kerja dengan karyawan. Alasan untuk turnover involuntary bisa bermacam-macam seperti kinerja karyawan yang buruk, karyawan melanggar peraturan perusahaan, atau bahkan perusahaan sedang mengalami masalah keuangan.
Perusahaan perlu memastikan bahwa keputusan untuk mengakhiri hubungan kerja dilakukan dengan adil dan transparan, serta memastikan karyawan tetap merasa dihargai dan diakui kontribusinya selama bekerja di perusahaan.
Baca juga: 6 Cara Menghitung Turnover Karyawan dengan Tepat
Turnover yang functional terjadi ketika karyawan yang keluar adalah mereka yang memiliki kinerja yang buruk atau tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Dalam hal ini, turnover dapat membantu meningkatkan kinerja perusahaan dengan mengganti karyawan lama yang kurang produktif dengan karyawan baru yang lebih baik.
Turnover yang dysfunctional terjadi ketika karyawan yang keluar adalah mereka yang memiliki kinerja yang baik dan berkontribusi positif pada perusahaan. Dalam hal ini, turnover dapat menjadi masalah bagi perusahaan karena dapat mengurangi produktivitas dan keuntungan perusahaan. Perusahaan perlu melakukan upaya untuk mempertahankan karyawan yang baik dan memahami alasan di balik turnover dysfunctional jika hal tersebut sampai terjadi.
Dampak Turnover karyawan bagi Perusahaan
Turnover karyawan yang tinggi, yaitu tingkat pergantian karyawan yang sering atau cepat, dapat memiliki dampak negatif yang signifikan pada sebuah perusahaan. Beberapa dampak ini termasuk:
Cara Pencegahan Naiknya Turnover Rate
Mencegah tingginya tingkat turnover karyawan terutama mencegah perginya karyawan yang dapat menyebabkan disfungsi perusahaan. Tergantung dari sistem dan budaya kerja yang dibangun. Berikut pencegahan yang dapat dilakukan untuk menekan tingkat turnover karyawan.